My first Time Bacpacker

Posted By Ida See on Wednesday 11 July 2018 | 5:52 pm

Teknologi pada saat saya masih anak-anak masih jadul alias belum ada HP  sedangkan telpon rumah saja hanya segelintir orang yang memilikinya dan so pasti belum ada internet.  Jadi informasi mengenai sesuatu ya dari televisi, radio, buku ataupun majalah. Walaupan hanya dengan membaca tetapi dapat menimbulkan imajinasi sehingga dapat membayangkan dan merasakan tempat-tempat indah yang diceritakan dalam buku-buku. Tersebut.  Sebagai anak-anak pada masa itu selain bermain yang menjadi hiburan saya adalah membaca dan menonton, yang akhirnya membuat saya senang sekali membaca majalah, buku juga menonton, dan itu membangun imajinasi saya yang masih anak-anak saat itu, seolah saya sedang berada di tempat-tempat indah yang saya lihat dalam televisi dan tempat-tempat indah yang diceritakan dalam buku-buku tersebut.  Saya berkata dalam hati suatu saat saya akan berkunjung ke tempat-tempat ini sehingga itu menjadi sesuatu yang nyata bukan lagi imajinasi. 
. 
Kemajauan teknologi dan informasi membawa banyak kemajuan salah satunya kemajuan dalam hal berwisata.  Untuk dapat berwisata ke luar negeri tidak semahal dulu lagi dan bisa di jangkau karyawan biasa  seperti saya sehingga saya bisa mewujudkan mimpi saya selagi anak-nak untuk mengunjungi banyak tempat-tempat indah di dunia.  Saya akhirnya bisa mewujudkan mimpi saya, walaupun baru beberapa negara di Asia yang saya kunjung, tapi sudah membuat saya menyukai travelling.
 
Platinum Fashion Mall
Jika ingin berhemat saat travelling adalah dengan pergi sendiri alias backpacker tetapi karena kesibukan kerja dan mungkin juga otak ini rada males untuk diajak berpikir ya  akhirnya saya memutuskan pergi travelling dengan menggunakan jasa tour.  Travelling ala bacpaker berarti harus hunting pesawat, hotel yang murah soalnya bacpaker kan identik pergi travelling dengan biaya seirit mungkin.  Membuat sendiri iternary perjalanan negara yang akan dikunjungi dan juga mencari dan mengumpulkan segala informasi yang  berkenaan dengan  negara yang akan dikunjungi dan  juga infomasi berkenaan dengan iternary yang telah disusun, seperti transportasi apa yang dipakai untuk mengunjungi destinasi yang dibuat dan sebagainya, pokoknya harus persiapan matanglah apalagi kalau kemampuan bahasa Inggris nya pas-pasan seperti saya jika mengunjungi negara yang bahasanya jelas beda dan tulisannya pun beda pula, kalau tidak ada persiapan matang bisa tersesat dan kebingungan sendiri. Pokoknya jadi bacpaker itu harus siap capek, siap ribet, tdak malu bertanya, dan harus percaya diri, tidak penakut, harus siap mental. Karena alasan itulah saya memilih menggunakan jasa  tour untuk traveling ke beberapa negara Asia. Tapi saya pengen juga merasakan travelling dengan cara backpacker karena menurut pengalaman para bacpacker, pergi dengan cara bacpacker itu selain irit memberikan kepuasan tersendiri. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba bacpacker ke Bangkok, Thailand, itupun saya tidak pergi sendirian tapi berdua dengan saudara saya. Thailand adalah Negara yang masih termasuk Negara ASEAN sehingga tidak perlu visa untuk masuk kesana, dan negara ini adalah negara ini pas sekali untuk backpacker pemula seperti saya untuk belajar, walaupun beda bahasa dan tulisan tapi tingkat kesulitannya belum seperti mengujungi Korea, Jepang, dsb.

Bandara Suvarnabhumi
Saya pergi ke Thailand bulan Juli tahun 2017 setelah libur lebaran, itupun saya menggunakan pesawat Air Asia dan membelinya di traveloka dengan harga normal.  Saya menginap di Cloud Nine Hotel, Bangkok.  Pesawat Air Asia mendaratnya di Bandara Don Muaeng pukul 18.00, setelah melewati antrian imigrasi turun ke bawah untuk  daftar mendapatkan tiket BTS gratis dan juga saya membeli sim card true di dalam bandara, kemudian menunggu bus untuk menuju penginapan.  Tetapi karena ini pengalaman pertama pergi dengan cara bacpaker jadi setelah turun dari bus tidaklah mudah untuk mencari lokasi Cloud Nine hotel, setelah putar-putar hampir satu jam tapi hotel itu masih belum kelihatan rasanya putus aja juga, padahal sudah banyak orang yang ditanya, kebetulan orang-orang Thailand yang kami tanya tidak seorangpun yang bisa bahasa Inggris jadi mungkin itu yang menyebabkan kami harus berputar-putar dan karena badan sudah sangat lelah jadi kami berencana naik Grab atau Taxi aja, tapi sebelum kami memesan Grab, kami mencoba untuk bertanya lagi dengan menggunakan bahasa isyarat sambil menunjukkan gambar hotel Cloud 9 yang ada di hp, orang yang kami tanya untungnya tahu, dan menunjukkan lokasi hotel dengan bahasa isyarat karena orang itu tidak bisa bahasa Inggris, dan kamipun mengikuti petunjuk arah yang diberikan orang tersebut dan juga bertanya lagi dengan beberapa orang dan akhirnya kami menemukan hotel yang kami cari. Letak cloud 9 hotel memang bukan dipinggir jalan tetapi di belakang sebuah tempat makan dan jalan ke sana melewati gang kecil wajar saja kami sangat sulit untuk menemukannya.

Hari pertama di Thailand kami memutuskan untuk mengunjungi mall-mall besar di Thaliland seperti Central World, MBK Centre ,Siam Paragon, Terminal 21, Platinum Fashion Mall, Pantip Plaza, Pratunam, dan pasar grosir Pratunam. Setelah  seharian lelah keliling mall pulangnya kami mecoba untuk menikmati Thai Massage, dan asli setelah menikmati pijatan khas Thailand badan saya tadi yang rasanya mau tumbang, alhasil menjadi segar kembaili.  Jadi bagi yang berniat mengunjungi Bangkok jangan lupa untuk mencoba merasakan nikmat Thai Massage.

Hari kedua kami mengunjungi Royal Grand palace merupakan bangunan bersejarah dan tempat Raja-raja Thailand pada hari itu sedang diadakan acara doa untuk memperingati satu tahun meninggalnnya raja Thailand, jadi tempat yang kami kunjungi di jaga ketat oleh tentara, sehingga untuk masuk kedalam kami harus menunjukkan passport. Kami juga mengunjungi Wat Phra Kaew yang merupakan kull paling suci di Thailand, yang masih berada dalam komplek Grand Plalacd WatPho . Hari ke tiga kami mengunjungi Wat Phoo, oh ya untuk masuk kedalamnya tidak boleh memakai celana pendek jadi bagi yang memakai celana pendek tidak diperbolehkan masuk kedalam. Di luar Wat Phoo banyak yang menjual celana panjang tapi harganya lumayan mahal jadi untuk kamu yang ingin mengunjungi Wat Phoo, sebaiknya memakai celan panjang. Kami juga mengunjungi Asiatique the Riverfront, merupakan pusat perbelanjaan, kuliner dan taman hiburan yang ada di dekat sungai.

Grand Palace


Selama di Bangkok kami mencoba berbagai transportasi mulai dari tuktuk, taxi, grab, uber, BTS, kapal.  Tapi yang berkesan bagi saya pada saat naik tuktuk, karena bisa meningkatkan adrenalin saya.  Tuktuk ini semacam becak motor tapi yang membedakan kalau tuktuk tidak ada penutup disamping kiri dan kanan penumpang jadi kalau sopir nya mengemudikan tuktuk ngebut, rasanya seperti saya mau terlempar keluar.

 
Asiatique

Tulisan ini saya buat setelah satu tahun dari keberangkatan saya jadi tentang harga tranportasi penginapan, makanan, pesawat, dan ongkos masuk tempat wisata dan biaya selama saya di Thailand tidak bisa saya sebutkan dikarenakan saya sudah lupa,hehehe… Next time saat saya travelling backpacker lagi saya akan tulis pengalaman saya selama di perjalanan, walaupun saya backpacker permula tapi setiap perjalanan pasti  mempunyai cerita sendiri yang berbeda dengan orang lain.
Blog, Updated at: 5:52 pm

0 comments:

Post a Comment

SIGN UP PAYOONER

SIGN UP PAYOONER
Daftar Payoneer melalui link di atas, bisa mendapatkan bonus USD 35 untuk pengguna baru